Sudah sejak lama tertanam dalam diri peserta didik bahwa belajar yang pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari pengajar (guru), dengan demikian mereka beranggapan sebenarnya bahwa pengajar (guru) adalah sumber belajar yang utama buat mereka.

Padahal sebenarnya belajar itu tidak hanya terbatas pada kegiatan pembelajaran formal di sekolah tetapi pembelajaran dapat dilakukan di luar sekolah. Teori belajar yang pada dasarnya adalah deskripsi tentang bagaimana terjadinya pembelajaran atau bagaimana peserta didik mendapatkan informasi dan kemudian bagaimana informasi diproses dalam benak peserta didik.

Belajar yang pada dasarnya bukan peristiwa yang akan terjadi dalam perilaku yang akan dapat diamati, tetapi proses-proses mental untuk memahami lingkungan mereka sendiri. Belajar yang pada dasarnya merupakan proses untuk membantu perkembangan keterampilan berpikir (Jufri, 2013:44).

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama (Hamid Hasan, 1996). Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.

Jadi, teori belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Johnson, et al., 1994; Hamid Hasan, 1996).

Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin (1983) mengatakan bahwa Cooperative Learning adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar kelompok tergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun kelompok.

Dalam dunia pendidikan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling penting. Dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bgaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Untuk mengetahui sejauh manakah kemajuan anak maka dilakukan penilaian. Sehingga setiap usaha pendidikan harus diikuti dengan penilaian. Pada umumnya penilaian guru dirumuskan ke dalam sebuah daftar nilai atau rapor dan diberikan kepada anak didik secara periodik. Penilaian yang dirumuskan dalam rapor inilah merupakan suatu prestasi belajar yang dicapai oleh anak didik atau siswa setelah menempuh belajar dalam jangka waktu tertentu.

Post a Comment

Previous Post Next Post